
PESAN KEPIMPINAN DALAM KISAH NABI IBRAHIM
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan politik di mana kita sebagai warga Indonesia, khususnya warga kota Tegal akan melaksanakan pemilihan Walikota dan Gubernur. Tentu kita menginginkan kelak nantinya muncul Walikota dan Gubernur yang terpilih adalah yang terbaik. Untuk itu mari di Hari Raya Idul Adha ini kita jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan spirit berpolitik dengan baik dengan bagus sesuai dengan kaidah-kaidah agama Islam. Agar pemimpin yang terpilih kelak adalah pemimpin yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Dan di Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini sangat erat kaitanya dengan kisah Nabi Ibrahim.
Banyak predikat yang disandang oleh Nabi Ibrahim selama hidupnya, di antaranya Khalilullah atau kekasih Allah, lalu ada predikat syaikh al-anbiya atau bapaknya para nabi karena anak cucu dari keturunan beliau banyak yang jadi nabi, lalu ada juga predikat sebagai Imam atau pemimpin.
Dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 124 disebutkan yang artinya:
"(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Dalam ayat tersebut secara tersurat Allah menyebutkan bahwa Allah akan menjadikan Nabi Ibrahim sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia namun sebelumnya Allah akan memberikan ujian-ujian yang kelak kemudian dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim dengan sempurna. Lalu apa ujian-ujian tersebut ?
Yang pertama yaitu Ujian Ketuhanan atau Ketauhidan.
Inilah ujian pertama yang harus dilalui Nabi Ibrahim yang mana beliau merasa jengah dengan masyarakat sekitar yang menjadikan patung-patung sebagai sesembahan yang jelas-jelas sebuah benda mati yang tidak bisa memberikan apa-apa. Maka beliau mencari siapa sebenarnya penentu, pemilik, penguasa dan pengatur seluruh alam ini. Dalam pencariannya beliau sempat menduga Bintang adalah Tuhan tapi ternyata bukan, lalu Bulan atau Matahari yang juga beliau kira Tuhan ternyata juga bukan. Semua itu terpatahkan oleh logikanya. Beliau memandang benda-benda tersebut tidak konsisten kadang muncul kadang tenggelam maka tidak layak menjadi Tuhan.
Hingga kemudian Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang tertulis dalam Quran surat Al an'am ayat 75 yang artinya:
"Demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin."
Dan setelah Allah perlihatkan kekuasaan-Nya baru kemudian Nabi Ibrahim yakin bahwa Allah lah Tuhan yang sebenarnya.
Ujian yang kedua yaitu Melawan Kebathilan.
Setelah Nabi Ibrahim menemukan dan meyakini keesaan Allah selanjutnya beliau diperintahkan untuk mensyiarkan agama Allah kepada orang-orang sekitar termasuk kepada raja yang berkuasa saat itu, seorang yang terkenal sebagai raja yang dzalim yaitu Raja Namrud.
Langkah dakwah Nabi Ibrahim tentu tidak gampang banyak penolakan dihadapi namun penolakan terbesar datang dari Raja Namrud ini, yang bukan hanya pemimpin negeri tapi dia merasa sebagai Tuhan yang menguasai segalanya, makanya dia khawatir kekuasaannya berkurang ketika Nabi Ibrahim datang untuk mengenalkan Tuhan barunya. Semua usaha dakwah Nabi Ibrahim ditentangnya bahkan dalam satu kisah Nabi Ibrahim pernah di bakar oleh Raja Namrud, namun Allah berkehendak lain meskipun dibakar, Nabi Ibrahim masih sehat dan baik-baik saja. Seperti terangkum dalam QS Al-Anbiya: 69 yang artinya:
"Kami (Allah) berfirm, “Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!"
Disamping kepada Raja Namrud, Nabi Ibrahim juga harus mendakwahkan kepada sesama, yang tentunya tidak gampang karena masyarakat saat itu sudah sangat percaya dengan patung-patung yang sudah bertahun-tahun mereka sembah.
Ujian yang ketiga yaitu Ujian Keluarga.
Ujian keluarga ini cukup banyak dari mulai Siti Sarah sang istri yang konon dalam kisah disebutkan seorang yang sangat pencemburu, lalu ujian keluarga selanjutnya yaitu tidak diberikannya Nabi Ibrahim keturunan hingga masa tua tapi kemudian Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk berpoligami dan menikahlah beliau dengan Siti Hajar. Setelah berpologami beliau punya anak dari istri kedua yaitu Nabi Ismail. Namun setelah lahir Nab Ismail beserta ibunya diajak ke sebuah gurun yang sangat gersang dan tandus dan ditinggalkannya mereka berdua tanpa makanan dan minuman. Betapa berkejolaknya hati Nabi Ibrahim saat itu yang juga sebagai seorang manusia biasa layaknya kita, namun semua itu dilaluinya dengan sempurna karena ketaatannya kepada Allah.
Dan ujian keluarga terbesar adalah disuruhnya beliau menyembelih anaknya yaitu nabi Ismail yang kemudian Allah menggantinya dengan seekor kambing. Inilah kemudian yang membuat para ulama berpendapat bahwa kurban kambing lebih utama daripada sapi.
Ujian yang Keempat yaitu ujian Menegakkan Syariat
Menegakkan Syariat yang dimaksud diantaranya yaitu bahu-membahu membangun kembali dan meninggikan tempat ibadah atau Ka'bah bersama putranya Ismail AS. kenapa disebut membangun kembali, karena pada dasarnya Ka'bah ini sudah ada sejak zaman nabi Adam dan ini tercatat dalam Quran surat Ali Imron 96 yang artinya:
"Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."
Dan ujian syariat selanjutnya yaitu diperintahkannya Nabi Ibrahim untuk khitan, inilah khitan pertama kali ada dalam sejarah manusia yang kemudian menjadi syariat bagi kita sebagai umat Islam khususnya kaum lelaki.
Dari uraian tersebut tentang ujian-ujian yang harus Nabi Ibrahim hadapi dari mulai ujian tauhid, ujian melawan kemungkaran, ujian keluarga dan ujian penegakan syariat, paling tidak kita punya gambaran bagaimana sosok pemimpin ideal yang seharusnya mempimpin kota kita. Itulah kriteria -kriteria yang diharapkan ada pada pemimpin kita.
Semoga kelak pemilu bisa berjalan dengan damai, adil dan menghasilkan pemimpin yang ideal yang dapat memajukan dan meningkatkan lesejahteraan warga Kota Tegal. Amin Ya Robal Alamin
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PESAN TUHAN DARI PERISTIWA GERHANA
Bulan lalu di negara kita telah terjadi gerhana bulan, sebuah fenomena alam yang umum terjadi di belahan dunia manapun. Begitu juga di Indonesia yang pada malam itu ada sebagian yang be
MEMETIK HIKMAH DARI KISAH NABI IBRAHIM
Idul Adha adalah sebuah perayaan besar yang kita sebagai seorang muslim tentu sudah paham betul sejarahnya, latar belakangnya dan siapa pelakunya, yang tidak lain adalah Nabiyullah Ibra
IDUL ADHA DALAM SAMUDRA HATI SITI HAJAR
Suamiku, apa ini tempat yang kau janjikan itu? Kalo benar ini tempatnya menurutku hagus, aku tak melihat ada yang janggal disini, semua baik-baik saja. Tanah yang luas, sinar mat
MENGGUGAT ADAM
Diskursus tentang keberadaan Nabi Adam sedang ramai dibicarakan, akhir-akhir ini Nabi Adam banyak dicurigai bukan sebagai manusia pertama seperti yang selama ini diyakini. Kecurigaan in
TEORI EVOLUSI IKAN?
Gambar proses evolusi manusia yang terpampang besar di sekolah kami sering menjadi bahan pertanyaan. Entah berapa kali gambar yang awalnya hanya “iseng” sebagai bahan imajin
SMK SUPM AL MA'ARIF TEGAL MERAIH JUARA III PADA KOMPETISI AGILITY'S STUDENTS COMPETITION DI UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
SMART-Sebuah prestasi apik telah diukir oleh taruna/i SMK SUPM Al Ma'arif. Prestasi ini cukup membanggakan bagi civitas akademika SMK SUPM Al Ma'arif Tegal, karena kali ini bukan dibida
Wawasan Kebangsaan Gen Alpha
Wawasan Kebangsaan untuk Generasi Alpha: Menanamkan Nilai-Nilai Kebangsaan di Era Digital Generasi Alpha, atau anak-anak yang lahir setelah tahun 2010, adalah generasi yang tumbuh bers
MENYOAL TUT WURI HANDAYANI
Ketika mendengar kata Tut Wuri Handayani tentu yang ada dalam benak kita adalah dunia pendidikan, tidak salah karena kata itu pertama kali dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantoro sebagai seb
PENGABDIAN SANTRI UNTUK NEGERI
Hari santri yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober merupakan penghargaan atas peran santri sekaligus pengakuan terhadap eksistensi santri dalam sejarah perjalanan bangsa baik ketika masih
SEJARAH HAJI NUSANTARA
Beberapa waktu yang lalu saudara-saudara kita yang berkesempatan untuk berangkat haji telah pulang kembali ke rumahnya masing-masing, kesan dan cerita selama perjalanan barangkali juga