SEJARAH HAJI NUSANTARA
Beberapa waktu yang lalu saudara-saudara kita yang berkesempatan untuk berangkat haji telah pulang kembali ke rumahnya masing-masing, kesan dan cerita selama perjalanan barangkali juga sudah selesai di bagikan, semoga kepulangan mereka membawa predikat sebagai haji yang mabrur dan kelak mendapatkan janahnya Allah
Berbicara tentang ibadah haji, maka kita akan menemukan sejarah yang cukup panjang. Banyak catatan berserak dalam manuskrip-manuskrip nusantara, diantaranya dalam catatan seorang sarjana Prancis yang menuliskan telah menemukan batu nisan penyair asal nusantara yang bernama Hamzah Fansuri yang meninggal pada tahun 1527 di Mekah, ada juga yang tercatat dalam karya sastra Melayu kisah tentang Laksamana Hang Tuah dan cerita Sunan Gunung Jati yang juga melaksanakan ibadah haji pada tahun 1400-an Masehi juga ada tentang kisah orang putra mahkota dari kerajaan Galuh Cirebon yang bernama Pangeran Bratalegawa yang juga melaksanakan ibadah haji pada tahun 1350 M. Meski sampai sekarang belum disepakati di kapan dimulainya adanya jemaah haji dari Indonesia namun yang pasti hal ini tidak lepas dari ketaatan umat Islam dalam menyempurnakan keimanannya.
Ibadah haji bukan ibadah kecil, butuh effort yang besar untuk melaksankannya, karena harus meluangkan waktu, tenaga dan dana yang tidak sedikit. Untuk itu tentu ada alasan atau motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah haji.
Jika kita menarik ke zaman dahulu, ada seorang analis yang membagi motivasi jamaah haji dalam beberapa fase yaitu sekitar fase 1 abad 17 sampai ke-19, fase 2 Abad 19 sampai kemerdekaan, dan fase 3 kemerdekaan sampai sekarang.
Pada fase 1 di abad 17-19 para jamaah digerakkan oleh motivasi kekuasaan dan keilmuan. Sebab pada masa itu secara umum mereka yang berangkat Haji hanya dari dua golongan yaitu penguasa dan agamawan. Dari golongan penguasa tercatat kesultanan Banten mengirim dua kali rombongan ke Mekah untuk berhaji dan sepulang dari Mekah mendapatkan gelar Sultan. Lalu kesultanan Mataram juga mengirim utusan untuk meminta gelar Sultan pada Syarif Mekkah dengan jalan berhaji. Dari sini kita tau bahwa dari golongan penguasa saat itu motivasi hajinya adalah soal kekuasaan. Mereka berharap ada legitimasi dari Mekah agar dianggap sebagai wakil Allah di tanah jawa, maka tidak heran jika Sultan Agung saat itu mendapatkan gelar bernuansa Arab yaitu Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani al-Jawi atau dengan nama tahta Kanjeng Sultan Agung Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi
Sedangkan golongan ilmuwan dizaman itu diwakili oleh Abdurrauf As Singkili, pada tahun 1600-an Yusuf Al Makassari pada tahun 1600-an, lalu yang paling terkenal yaitu Muhammad Nawawi Al Bantani pada tahun 1800-an yang kemudian menjadi ulama besar dan Muhammad Soleh darat 1800-an dan masih banyak lagi, selain berhaji mereka belajar pada ulama di Mekah
Lalu fase yang kedua yaitu abad 19 motivasi hajinya adalah semangat kebangsaan. Karena dimasa itu kekuasaan Belanda makin merajalela maka bertemunya para jamaah di Makah menjadi ajang saling berbagi tentang kekejaman bangsa Belanda, hingga muncul semangat perlawanan terhadap Belanda, hingga membuat para jama’ah sekembalinya dari haji berani melakukan perlawanan.
Fenomena ini dibaca oleh belanda yang kemudian Belanda mempersulit orang-orang untuk berangkat haji, maka th 1850 Belanda mulai menerapkan syarat-syarat tertentu yang menyulitkanbagi umat Islam untuk melaksanakan haji, walaupun pada akhirnya peraturan tersebut dicabut kembali pada th 1905. Dan disaat itulah jamaah yang kembali ke Tanah Air disematkan gelar Haji agar mempermudah Belanda dalam mengawasi gerak-gerik orang yang patut dicurigai.
Lalu fase yang ketiga fase masa setelah kemerdekaan hingga kini. Saat ini jamaah haji Indonesia hamper tidak ada kendala yang berarti, karena pemerintah sudah memfasilitasi semaksimal mungkin agar para jamaah merasa nyaman. Tidak heran jika tiap tahun jumlah jamaah haji Indonesia selalu bertambah. Pada tahun 2020 berjumlah 221.000 orang dan ditahun ini 2024 melonjak jadi 1,8 juta jamaah.
Karena zaman telah berubah, jamaah haji tidak bearada di bawah tekanan seperti dahulu, maka motivasi jamaah pun bervariasi. Namun tidak semuanya baik, sekitar tahun 2015 ada penelitian desertasi doctoral oleh Moeslim Abdurahman dan Dadi Darmadi yang menemukan motivasi haji saat itu beragam diantaranya sebagai wisata bagi orang kaya dan bisnis bagi para pengusaha.
Terlebih di zaman ini yang penuh online, semua serba dijadikan konten media social, bahkan ibadah hajipun tidak luput dijadikan konten media social. Walapun kita tidak tau motivasi dibaliknya tapi kok rasanya gak pas jika ibadah yang mestinya bersifat pribadi malah diumbar. Namun apapun itu, yang namanya ibadah haji tetap hukumnya wajib bagi yang mampu baik dar segi dana, tenaga maupun kesempatan.(adm)
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PESAN KEPIMPINAN DALAM KISAH NABI IBRAHIM
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan politik di mana kita sebagai warga Indonesia, khususnya warga kota Tegal akan melaksanakan pemilihan Walikota dan Gubernur. Tentu kita menginginka
HIKMAH DALAM BERWUDLU
(SMART)-Beberapa waktu yang lalu dalam sebuah pertemuan di gereja, seorang pendeta diberitakan menghina kaum muslim. Menurutnya sebagai seorang yang beragama, seorang muslim cukup direp
ALLAH PILIH PEMIMPIN INDONESIA MELALUI PEMILU
Baru saja kita sebagai warga negara Indonesia menunaikan hajat demokrasi 5 tahunan yaitu Pemilu dengan memilih Presiden, DPR dan DPD. Secara umum dapat dikatakan berjalan dengan baik, l
KEMAH TUNAS SAMUDRA 2023
(SMART) Pendidikan di tingkat SMK merupakan jenjang yang baru bagi mereka Taruna kelas 10. Banyak hal yang harus disesuaikan bagi mereka yang sebelumnya di tingkat SMP, salah satunya ke
IQRA SEBAGAI DASAR MEMBACA KEHIDUPAN
Bulan juli bisa dibilang bulan pendidikan, karena banyak orang menghabiskan energy untuk memikirkan tentang pendidikan. Baik pendidikan untuk diri sendiri bagi yang masih sekolah maupun
MPLS SEBAGAI WAHANA PENGENALAN BUDAYA SEKOLAH
(SMART) Dalam setiap jenjang pendidikan pasti mempunyai kekhasan tersendiri yang tidak didapatkan pada jenjang pendidikan sebelumnya, baik dalam hal akademik maupun non akademik. Terleb
PERBEDAAN DALAM PRINSIP AGAMA ISLAM
Tanggal 10 Dzulhijah telah berlalu namun kemeriahannya masih terasa sampai sekarang, lantunan takbir masih terdengar mengalun di masjid/musholla di waktu sholat tiba. Dan seperti pada I
PEMILIHAN KETUA OSIS PERIODE 2023/2024
Negara Indonesia adalah negara demokrasi artinya bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2. Di mana rakyat memiliki sebuah kekuasaan ya
WISUDA TARUNA/TARUNI ANGKATAN XX
SMART-Pada hari Minggu (21/5), kembali SMK “SUPM Al Ma’arif” menggelar wisuda dan pelepasan Taruna/i yang pada tahun ini sudah menginjak pada angkatan ke XX. Kegiatan
PENGARUH SYUKUR TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
Dalam beberapa tahun terakhir konon di Amerika banyak ilmuwan mengadakan penelitian tentang syukur atau dalam istilah mereka gratitude research. Pada penelitian tersebut mereka menekank